Nikmat Iman dan Sehat

Nikmat Iman dan Sehat
Masuk Kategori: Khutbah Jumat & Pengajian, Hikmah

***Sebenarnya artikel ini sudah lama aku siapkan, namun baru bisa aku tuliskan + muat. Oya, artikel ini aku kelompokkan dalam khutbah Jum’at karena adanya keterkaitan dengan pelaksanaan sholat Jum’at***

Semua ini berawal dari awal tahun lalu (2005). Aku ‘baru terpikir’ bahwa setiap menjelang khutbah Jum’at, khatib senantiasa menyebut nikmat terbesar sebagai nikmat iman dan sehat. Dua nikmat ini senantiasa disebut-sebut, oleh berbagai khatib yang khutbah, dan membuat aku tergelitik untuk ‘meneliti’ lebih lanjut.

Hmmm…di beberapa artikel dan penjelasan ustadz, yang sering disebut sebagai nikmat adalah nikmat Iman dan Islam. Namun, setelah aku teliti lagi, ternyata 2 nikmat itu SIFATNYA UMUM, dan seperti aku tulis di atas, nikmat Islam ‘jarang’ disebut, melainkan nikmat sehat. Pertanyaannya, ada apa gerangan?

Selama hampir 2 bulan, aku mencari artikel dan penjelasan dari berbagai ustadz, namun tidak ada jawaban yg bisa memuaskan diriku untuk pertanyaan 2 nikmat itu. Hingga suatu hari, ALLOH SWT memperlihatkan jawaban pertanyaan itu kepadaku.

Bapakku masuk rumah sakit, akibat sakit yang cukup parah (batu ginjal). Akibatnya beliau mesti berbaring terus di ranjang rumah sakit. Otomatis tidak bisa sholat Jum’at. Nah, saat aku menjenguk, waktu sholat Jum’at telah tiba. Aku bergegas ke masjid di rumah sakit Hasan Sadikin (Asy Syifaa). Saat menuju ke masjid, aku sempat melihat beberapa kelompok bapak-bapak sedang nongkrong di depan ruangan opname yang lain. Santai sekali mereka…merokok, ngobrol, berceloteh.

Selesai sholat Jum’at, aku melewati jalan yang sama, dan menemui kelompok bapak-bapak tersebut masih duduk2 santai. Semula aku pikir mereka non muslim, tapi ternyata selidik punya selidik, mereka muslim semua.

Dari dua kejadian itu, akhirnya aku menemukan jawaban mengapa bagi orang-orang yg bisa hadir sholat Jum’at, nikmat Iman dan Sehat merupakan nikmat terbesar.

Nikmat Iman = banyak orang yang sehat, namun mendengar panggilan sholat Jum’at, mereka malah cuek2 dan adem ayem saja. Padahal, jika diperhatikan sekilas, tidak ada hukum syar’i yang membolehkan mereka meninggalkan sholat Jum’at. Di Al Qur’an sendiri telah disebutkan di surat Al Jumu’ah (62):9,”Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Nikmat Sehat = Bapakku ingin sekali bisa sholat Jum’at, namun karena sakit (yang parah), membuat beliau tidak bisa hadir di majelis Jum’at.

Dari sini, akhirnya aku benar2 berusaha memanfaatkan kedua nikmat ini…bahwa ALLOH SWT memang MAHA BESAR, MAHA PENGASIH dan MAHA PENYAYANG :-)

So, mari kita (terutama buat laki2) jaga 2 nikmat ini, terutama di hari Jum’at…semoga kita senantiasa terjaga dari dicabutnya salah satu atau malah dua nikmat ini. Aamiin :-)